“Jadi…”
ucap Ryeowook yang terputus.
“Ya.
Oleh karena itu ia ingin membalas dendamnya kepadaku tapi— melaluimu,” ucap
Yesung seraya mengehela napas dalam-dalam. Ryeowook lebih baik kau pergi dari
desa ini. Aku tak ingin kau terlibat dalam hal ini,” ucap Yesung yang mulai
serius.
“Tapi
bagaimana denganmu? Kau akan tetap disini?” tanya Ryeowook.
“Memangnya
aku harus kemana lagi? Disini memang tempatku.”
“Tapi
ia pasti akan terus mengejarmu.”
“Ya,
aku tahu. Tapi aku lebih khawatir denganmu, aku tak ingin dia menyentuhmu
sedikitpun.”
Ryeowook
tercengang mendengar pernyataan Yesung. Baru kali ini ia menemukan namja yang begitu khawatir dengannya.
‘Cuppppppp’
Ciuman
lembut tepat mendarat di kening Ryeowok. Jantung Ryeowook berdebar kencang,
keringat dingin mulai mengalir di tubuhnya. Ia tak menyangka Yesung yang baru
beberapa hari ia kenal bisa membuatnya jadi dag dig dug seperti itu.
“Y-yesung,”
ucap Ryeowook yang gugup.
“Husstt,”
desis Yesung seraya mengarahkan telunjuknya ke arah bibir tipis Ryeowook.
“Lebih baik sekarang kau ku antar pulang. Oh iya terima kasih sudah
membawakanku makanan sebanyak ini.” Ryeowook pun hanya mengangguk dan tak mampu
berkata apapun lagi.
Dalam
sekejap Ryeowook sudah sampai di depan rumahnya. “Emmm— gomawo ne. Sudah mengantarku pulang,” ucap Ryeowook mencoba
mencairkan suasana yang begitu canggung.
“Ya.
Jaga dirimu baik-baik.”
Ryeowook
kembali mengangguk. Perlahan ia jalan memasuki rumahnya. Baru beberapa langkah,
ia menoleh kembali ke arah Yesung dengan ragu, ia kira Yesung sudah kembali ke
hutan, ternyata Yesung masih berdiri tegak sembari menatapnya. ‘Huh…’ terdengar
helaan napas Ryeowook yang terasa berat, kemudian ia kembali melanjutkan
langkahnya.
Aku janji akan melindungimu apapun yang
terjadi,
batin Yesung. Secepat kilat Yesung kembali ke dalam hutan. Sebenarnya berat
hatinya meninggalkan Ryeowook. Ia yakin cepat atau lambat Kyuhyun akan datang
kembali.
Yesung menciumku? Oh Tuhan, apa
maksudnya?
Batin Ryeowook sembari merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya.
***
Malam
yang gelap diselimuti udara yang sejuk, membuat Yesung hendak pergi keluar
untuk berburu. Sebenarnya sembari beburu ia ingin mampir ke rumah Ryeowook.
Entah mengapa akhir-akhir ini Yesung terus memikirkan Ryeowook.
Di
tengah perjalanannya mencari hewan buruan, Yesung dihadang oleh sosok namja berwajah garang, siapa lagi jika
bukan Kyuhyun. Kyuhyun masih belum puas membalaskan dendamnya akibat perlakuan Yesung di masa lalu.
“Kyuhyun,”
sapa Yesung yang trekejut. Kyuhyun segera berbalik arah menghadap Yesung.
“Ingat
Kim Yesung, permasalahan kita belum selesai,” ucap Kyuhyun yang sinis.
“Kyu,
untuk apa lagi kau mempermasalahkan hal ini? Aku bosan sifatmu seperti anak
kecil! Sekarang Sungmin sudah tenang di alamnya. Jangan kamu buat ia merasa
bersalah hanya karena kau!” tegas Yesung.
Kyuhyun
tak terima dengan perkataan Yesung. Apalagi saat ia menyebutkan nama Sungmin.
Tak disangka Kyuhyun langsung mendaratkan pukulannya tepat di wajah Yesung.
Yesung sempat terpental jauh beberapa meter. Untung saja Yesung seorang vampir
jadi ia mampu bertahan dalam situasi seperti ini.
“Aku
akan membuatmu benar-benar menyesal kali ini!” ucap Kyuhyun seraya melesat
pergi meninggalkan Yesung yang masih tersungkur akibat perbuatan Kyuhyun tadi.
“Oh
tidak Ryeowook!” Yesung langsung memikirkan Ryeowook, dengan cepat Yesung
langsung berlari menuju rumah Ryeowook.
Yesung
langsung masuk ke kamar Ryeowook. “Oh
Tuhan syukurlah,” ucap Yesung dengan hati yang lega.
Ryeowook
tertidur sangat pulas. Selang beberapa menit, Yesung mendekati tempat tidur
Ryeowook. Yesung menatap Ryeowook dengan tatapan penuh arti. Perlahan ia
membelai rambut halus Ryeowook.
“So beautiful,” bisik Yesung.
Ryeowook
menggeliat akibat ulah Yesung yang membelai rambutnya. Ryeowook tak menyadari
jika disampingnya ada Yesung. Yesung mulai mendekatkan wajahnya ke wajah
Ryeowook, dan kini sudah tak ada lagi jarak yang membatasi mereka. Perlahan
Yesung mendekatkan bibirnya ke arah bibir mungil Ryeowook dan belum sempat ia
cium, Ryeowook terbangun.
Perlahan
Ryeowook membuka matanya yang terasa masih lengket, ia sangat terkejut dan
sempat mendorong Yesung.
“Y-yesung
apa yang kau…” teriak Ryeowook.
“Husstt…jangan
berisik. Aku tak berbuat macam-macam padamu.”
“Jinjjayo?” tanya Ryeowook yang
menyipitkan matanya.
“Eh
mengapa kamu menatapku seperti itu? Tenang saja, aku kesini bukan untuk
mencuri,” ucap Yesung yang jengkel.
“Iya-iya.
Lalu kamu sedang apa disini? Kok kamu bisa masuk ke kamarku?”
“Aku
hanya ingin memastikan.”
“Memastikan?
Memastikan apa?” tanya Ryeowook dengan wajah innocent-nya.
“Memastikan
jika Kyuhyun tak kesini untuk menyakitimu,” ucap Yesung seraya bangkit dari
tempat tidur Ryeowook.
“Kyuhyun
lagi. Kyuhyun lagi. Memangnya aku punya masalah ya dengannya?!” gerutu
Ryeowook.
“Kamu
memang tak punya salah dengannya, tapi kamu dekat dengan orang yang membuat
masalah dengannya,” ucap Yesung dengan tatapannya yang tajam. Ryeowook hanya
termangu mendengarnya.
“Yasudah
tidur lagi sana, maaf sudah mengganggumu,” ucap Yesung seraya melompat dari
jendela kamar Ryeowook.
“Yesung!”
Ryeowook terkejut melihat Yesung yang meloncat dari jendelanya. Ryeowook
langsung melongok Yesung yang sudah berada di bawah. Ia lupa bahwa Yesung
adalah vampir. Jadi bagi Yesung hal seperti itu sudah biasa.
‘Cklekkk’
Donghae
yang belum tidur mendengar teriakan Ryeowook dari kamarnya. Donghae langsung
menerobos kamar Ryeowook tanpa mengetuk pintu. Ryeowook yang masih melongok ke
jendelanya langsung menoleh ke arah Donghae.
“Donghae,”
ucap Ryeowook seraya menutup jendelanya.
Donghae
segera mendekati Ryeowook dan memerhatikan Ryeowook dari ujung kaki sampai
ujung kepala. “Kamu tidak apa-apa kan?”
“A-ah
aniya.”
“Tadi
aku mendengarmu berteriak, untung saja aku belum tidur, jadi aku langsung
kesini.”
“Tenang
saja aku tidak apa-apa.”
“Jinjja?” tanya Donghae dan Ryeowook
meresponnya hanya dengan mengangguk.
“Yasudah,
kamu tidur sana,” ucap Donghae sambil mengacak-acak rambut halus Ryeowook. Tak
lama Donghae langsung meninggalkan kamar Ryeowook dengan perasaan lega.
***
Bulan
Desember telah tiba. Ryeowook tak menyadari sudah hampir satu bulan ia liburan
di desa Hahoe dan beberapa minggu lagi ia akan kembali ke rutinitasnya. Seperti
yang sudah ditentukan, bulan Desember itu akan turun salju dan benar saja mulai
sabtu malam salju sudah turun dan
memenuhi sudut jalan.
Rasa
dingin mulai menerpa di desa tersebut, tak terkecuali Ryeowook yang enggan
keluar rumah semenjak salju turun. Ia lebih suka menghabiskan waktu di rumah
sembari meneyeruput cokelat panas.
Lain
halnya dengan Yesung, ia malah sangat menyukai cuaca yang seperti ini. Semakin
cuaca dingin maka akan semakin baik baginya dan sebaliknya ia sangat tak
menyukai musim panas. Hewan-hewan yang berada di hutan akan mudah Yesung cari,
karena biasanya di musim tersebut para hewan akan mencari tempat yang bagi
mereka bisa memberi kehangatan.
Kali
ini Yesung enggan keluar rumah untuk berburu. Perutnya belum terasa lapar.
Kesunyian di rumahnya membuat ia merasa bosan. Yesung melamun di teras rumahnya
sembari menatapi salju yang turun. Dalam lamunanya, ia tak sadar sudah
memikirkan Ryeowook, yeoja yang belum
lama ia kenal.
“Ryeowook,”
ucap Donghae seraya menepuk bahu Ryeowook yang tengah asik menyeruput cokelat
panas di ruang tamunya.
“Donghae—
kamu mau kemana?” tanya Ryeowook yang melihat Donghae tengah membawa papan
seluncur untuk bermain ski.
“Aku
mau bermain ski. Mau ikut?”
“Ski?
Tentu saja aku mau ikut,” ucap Ryeowook seraya bangkit dari tempat duduknya.
“Tunggu sebentar aku mau ganti baju,” sambungnya dan langsung melesat ke
kamarnya.
“Baiklah.”
***
“Wow—dingin
sekali,” ucap Ryeowook seraya menggosok-gosokan kedua telapak tangannya.
Donghae
hanya tersenyum kecil melihatnya. “Jadi tidak kita main ski?”
“Jadi!”
tegas Ryewook dan segera menyiapkan papan seluncur ski-nya.
Yesung
yang dari tadi memikirkan Ryeowook. Iapun langsung melesat ke rumah penginapan
Ryeowook. Yesung mengintip Ryeowook dari balik pohon, ia melihat Ryeowook tengah asyik bermain ski bersama Donghae.
Yesung pun hanya tersenyum melihatnya.
Keasyikannya
bermain ski membuat Ryeowook tak menyadari bahwa papan ski-nya melaju sangat
cepat bahkan Donghae pun tertinggal di belakangnya. Di depan Ryewook terdapat
pohon besar yang siap menghantamnya. Dan benar saja, Ryeowook tak mampu
mengendalikan papan ski-nya sehingga Ryeowook menabrak pohon besar di
hadapannya.
‘Bruuukkkkk’
“Awww,”
rintih Ryeowook. Yesung yang melihatnya dengan sigap menghampiri Ryeowook yang
jatuh tersungkur.
Yesung
melihat darah Ryeowook yang berceceran dari kepalanya. Yesung berupaya untuk
menahan hawa nafsunya meski agak sulit.
“Ryeowook,
kau tak apa-apa?” tanya Yesung yang khawatir.
“Aduuhhh…”
lirih Ryewook sembari terus memegangi kepalanya.
Yesung
berinisiatif untuk membawa Ryeowook ke rumahnya. Iapun segera menggendong
Ryeowook menggunakan kedua tanganya.
“Ryeowook!”
ucap Donghae yang langsung berlari meninggalkan papan skinya. “Hey, mau kau kau
bawa kemana Ryeowook?!”
“Akan
kubawa ke rumahnya,” jawab Yesung singkat dan langsung pergi meninggalkan
Donghae.
Sesampai
di rumah penginapan Ryeowook, Yesung meletakkan Ryeowook di atas sofa dengan
hati-hati. Sepanjang jalan menggendong Ryeowook, Yesung benar-benar mampu
mengatasi rasa hausnya meski rasanya bau darah Ryeowook telah menusuk
tenggorokannya.
Dengan
cepat Yesung membersihkan darah Ryeowook menggunakan jaket yang tengah ia
pakai. Sementara Donghae tertegun melihat perlakuan Yesung pada Ryeowook.
Donghae sebenarnya tak tahu siapa namja
yang bersama Ryeowook.
Ryeowook
terus saja merintih akibat luka di kepalanya. “Yesung— gomawo,” lirihnya.
Yesung
mendengus dan tersenyum kecil. “Ya, sudahlah jangan banyak bicara. Aku akan mengobatimu.”
Yesung bergegas untuk mencari obat-obatan di dalam rumah tersebut. Tetapi baru
saja mau melangkahkan kakinya, ia dikejutkan dengan kedatangan Donghae yang
tiba-tiba muncul di hadapannya sembari membawa kotak obat.
“Ini
obatnya,” ucap Donghae datar sembari menyodorkan kotak obat ke Yesung. Yesung
tak menyangka Donghae tahu pemikiran Yesung saat itu. Tanpa ada basa-basi
Yesung langsung mengambil kotak obat tersebut dan kembali mengobati Ryeowook.
Selesai
mengobati Ryeowook, Yesung bergegas untuk pergi. namun, Ryeowook menahannya.
“Mau kemana?” tanya Ryeowok.
“Pulang.
Sudahlah kamu istirahat saja,” jawab Yesung. Ryeowook pun tak berkata apapun
lagi dan membiarkan Yesung pergi.
“Gomawoyo,” ucap Ryeowook. Sementara
Yesung membalasnya dengan senyuman.
“Kamu
itu sebenarnya siapa?” tanya Donghae yang tiba-tiba menghadang Yesung.
“Aku
temannya Ryeowook,”jawab Yesung dengan tatapan
matanya yang nanar. Donghae langsung tak bergeming melihat tatapan
Yesung. Ia merasa tatapannya seakan menusuk matanya. “Yasudah. Tolong jaga
Ryeowook,” ucap Yesung dan langsung pergi.
“Aneh
sekali orang itu,” gumam Donghae.
Donghae
pun segera masuk ke dalam untuk memastikan keadaan Ryeowook. Ryeowook bangkit
dari tidurnya di sofa.
“Ryeowook,
istirahat saja. Jangan banyak gerak,” ucap Donghae.
“Iya
Donghae aku sudah tidak apa-apa,” ucap Ryeowook yang langsung menghambur menuju
kamarnya.
***
Yesung, batinnya
sembari memandangi suasana mencekam dihutan dari jendela kamarnya. Entah kenapa semenjak Yesung menolong saat kejadian
itu. Ryeowook jadi terus terbayang wajah Yesung, apalagi saat Yesung masuk ke
kamarnya tanpa sepengatahuan Ryeowook. jantung Ryeowook jadi mudah berdegup
kencang saat berhadapan dengannya.
Ryeowook
terus memandangi suasana hutan yang mencekam dengan tatapanya yang kosong.
Tanpa ia sadari ternyata di balik pohon yang tengah Ryeowook pandangi ada
Yesung yang juga sedang memerhatikan Ryeowook. Ryeowook berpikir itu hanya
bayangannya saja.
“Aduuhhh—
aku kenapa ya? Kok kepalaku jadi pusing gini?” gumamnya sambil memejamkan mata
dan menggeleng-gelengkan kepalanya. “Ini pasti karena aku yang memikirkan
Yesung terus, sampai-sampai melihat bayangan Yesung.”
“Aaaaaa,”
teriak Ryeowook yang terkejut melihat Yesung bergelantungan di jendelanya.
“Y-yesung…apa
yang kau…” belum sempat meneruskan kalimatnya, Yesung yang tadinya
bergelantungan langsung melompat masuk
ke kamar Ryeowook.
“Mianhae Ryeowook aku hanya ingin
memastikan keadaanmu. Hemmm kondisimu sudah lebih baik kan?”
“Ya,”
ucapnya dengan anggukan pelan.
Tiba-tiba
saja suasana di kamar Ryeowook mendadak menjadi hening. Tak ada sahutan lagi
dari mulut Ryeowook maupun Yesung, mereka berdua seakan seketika membisu.
“Kau
mau ikut?” Selang beberapa menit akhirnya suara Yesung memecahkan suasana yang
hening tersebut.
“Ikut
kemana?”
“Hemm
ke suatu tempat. Kita jalan-jalan saja.”
“Emmmm...”
“Sudahlah
ayo,” ucap Yesung seraya membungkukan tubuhnya dan memerintahkan Ryeowook untuk
naik ke punggungnya.
“Apa?”
tanya Ryeowook yang tak mengerti.
“Cepat
naik,” perintah Yesung. Tanpa ragu
Ryeowook langsung menaiki punggung Yesung.
Yesung
langsung melompat dari jendela kamar Ryeowook yang kelihatannya cukup
mengerikan untuk turun ke bawah. Ryeowook mencengkram erat bahu Yesung sambil
memejamkan matanya karena ia tak sanggup melihat jalanan yang terbentang di
bawahnya.
Dalam
beberapa detik saja Yesung dan Ryeowook sudah tiba di bawah. Yesung langsung
melesat jauh masuk ke dalam hutan yang terlihat sangat mencekam.
Ryeowook
yang dari tadi memejamkan matanya, ia tak menyadari jika ia dan Yesung sudah
memasuki hutan yang cukup dalam.
Di
tengah suasana hutan yang mencekam ternyata Kyuhyun ada disana sembari terus
memerhatikan Yesung dan juga Ryeowook. Kyuhyun langsung melesat mengikuti
Yesung dari belakang. Sementara Yesung tak menyadari bahwa mereka di incar oleh
Kyuhyun.
“Baiklah,
sudah sampai.”
“Wow—
so wonderful,” ucap Ryeowook sembari
membelalakkan matanya. “Ini tempat apa?”
“Hemm…
kau suka?” Yesung balik bertanya pada Ryeowook. Ryeowook pun mengganguk dengan
semangatnya.
‘Wussstttttttttt’
Sekelebat
bayangan hitam berlari dengan cepat. Ryeowook dan Yesung yang terkejut segera
menoleh ke arah bayangan tersebut. Wajah Ryeowook mulai terlihat pucat, ia
takut akan ada vampir lain yang ingin menyerangnya. Dan benar saja, bayangan itu adalah Kyuhyun,
Yesung pun sudah menduganya.
“Lebih
baik kita pulang sekarang,” ucap Yesung seakan mengetahui apa yang akan
terjadi.
“Hah?
Pulang?” tanya Ryeowook yang celingukan memerhatikan sekelilingnya.
“Iya,
sudah ayo kita pulang,” ucap Yesung seraya menggenggam tangan Ryeowook dengan
erat.
“Tak
semudah itu Kim Yesung!” ucap seorang namja
yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka dengan tatapan nanar dan juga
seringaiannya.
Yesung
tak memperdulikan kedatangan Kyuhyun. Ia tetap melangkahkan kakinya untuk pergi
dari tempat tersebut. Tetapi, baru saja melangkahkan kakinya, tangan Yesung
sudah dicengkram oleh Kyuhyun. Kyuhyun mencengkram tangan Yesung sangat kuat,
sehingga hampir membuat tangan Yesung remuk. Yesung memberontak karena tak
tahan menahan rasa sakit di tangannya.
“Kau
ini?! Kau sudah gila ya?!” bentak Yesung. Kyuhyun tak memperdulikan bentakan
Yesung.
Kyuhyun
mendengus pelan. “Terserah kau.” Kyuhyun langsung melesat cepat ke arah
Ryeowook dan melepas paksa genggaman tangan Yesung dan Ryeowook. Yesung kalah
cepat dengan Kyuhyun, kini Ryeowook sudah berada di tangan Kyuhyun.
Kyuhyun
menghirup aroma tubuh Ryeowook. Aroma darah segar yang membuat tubuh Kyuhyun
menjadi bergetar. Semenjak Sungmin meninggalkan Kyuhyun, Kyuhyun tak pernah
lagi menghisap darah manusia. Bahkan saat itu Kyuhyun sempat berpikir untuk
menghisap darah segar di tubuh Ryeowook.
Yesung
dengan sigap menghampiri Kyuhyun yang ada diseberangnya. Ia mencekik leher
Kyuhyun dengan kuat dan membuat Kyuhyun hampir tak bisa bernapas.
“Jangan
kau sakiti dia! Urusanmu bukan dengan dia!” bentak Yesung sembari terus
mencengkram leher Kyuhyun. “Kau lepaskan dia atau…!”
“Atau
apa? Kau mau membunuhku?” celetuk Kyuhyun.
Yesung
terdiam. Meskipun Kyuhyun selama ini sudah jahat dengannya, ia tetap menganggap
Kyuhyun sebagai adiknya. Perlahan Yesung melepaskan cengkramannya di leher
Kyuhyun.
“Tolong
lepaskan dia. Aku tidak ingin bertengkar terus seperti ini,” ucap Yesung, kali
ini dengan nada sangat memohon.
Perlahan Kyuhyun melepaskan Ryeowook dari tangannya.
Sejenak suasana menjadi hening, tidak ada sahutan kata sengit atau pertengkaran
sengit. Yesung dan Kyuhyun saling bertukar pandang. Sementara Ryeowook masih
dalam perasaannya yang takut. Ia yakin sehabis ini Kyuhyun akan melakukan hal
yang tak terduga.
Kali
ini pemikiran Ryeowook sangat tepat. Kyuhyun memang melepaskan Ryeowook dari
tangannya. Namun, sebelum ia menyerahkan Ryeowook kepada Yesung, Kyuhyun
menyalakan mata nanarnya yang merah, menatap Yesung dengan penuh kebencian.
Kyuhyun menyambar tubuh Ryeowook dan langsung menancapkan gigi-gigi
bertaringnya tepat di leher Ryeowook.
“Aaaaaaaaaaa!”
jerit Ryeowook yang memecahkan suasana sunyi di hutan tersebut.
Yesung
pun langsung menubruk tubuh Kyuhyun dan menghempaskannya ke pohon besar. Yesung
yang sudah tak bisa lagi mengontrol emosinya, ia terus memukuli Kyuhyun sekuat
tenaganya. Hutan yang tadinya sunyi kini terdengar suara raungan maupun jeritan
dari mulut Ryeowook.
“KAU
HARUS MATI KYU!” bentak Yesung yang masih terus bergulat dengan Kyuhyun.
Seluruh makhluk yang ada di hutan menyaksikan pertarungan sengit tersebut.
Kini
Kyuhyun mulai tak berdaya. Kyuhyun tak pernah melihat Yesung seperti itu.
Yesung seakan mengeluarkan seluruh keuatannya dan tak peduli resiko yang
terjadi. Yang hanya ada di pikirannya hanya Ryeowook, ia tak ingin siapapun
menyakiti Ryeowook.
Rasa
panas yang sangat menyengat di tubuh Ryeowook, membuat ia terus menjerit dan
terus meraung. Bola matanya mengarah ke langit, bibirnya bergetar, tubuhnya pun
kaku. Mungkin inilah proses untuk seorang manusia menjadi vampir. Tetapi, Yesung tak akan membiarkan hal itu terjadi.
Yesung
bergegas mendekati tubuh Ryeowook yang sudah tergeletak tak berdaya. Yesung tak
mampu berkata apa-apa. Ia meratapai kondisi Ryeowook saat itu. darah yang
mengalir deras dari leher Ryeowook, membuat ia ingin menjilati darah tersebut.
Salah
satu cara untuk mencegah seorang manusia yang ingin menjadi vampir adalah
dengan menggigitnya kembali tepat di bagian tubuh yang telah digigit pertama
kali. Yesung pun ragu ingin melakukannya. Tetapi di balik keraguannya ia tak
tega apabila nanti ia melihat Ryeowook tumbuh menjadi seorang vampir.
Yesung
berupaya menyingkirkan rasa keraguannya, dan langsung menghisap darah yang
masih mengalir di permukaan leher Ryeowook. Ia berjanji hanya sedikit darah
yang ia hisap. Kyuhyun yang tergolek lemah dan kekuatannya seakan ikut melemah
akibat pertarungan tadi. Kyuhyun kembali menghempas tubuh Yesung dengan kuat,
sehingga tubuh Yesung membentur batu besar.
Kyuhyun
mendekati tubuh Ryeowook dan menghirup dalam-dalam aroma khas dari darah
Ryeowook. sedikit demi sedikit ia menjilati darah yang berjatuhan di bawah. Dan
lalu, bibir merah Kyuhyun tepat mendarat di leher Ryeowook dan bersiap untuk
menghisapnya.
Entah
apa yang Yesung pikirkan, ia bergegas mengeluarkan pisau berlapis emas dan
perak dari saku celananya. Kyuhyun bahkan tak pernah tahu jika Yesung menyimpan
benda yang menjadi musuh bagi makhluk vampir. Yesung mengeluarkan benda
tersebut dengan yakin dan mengarahkan benda tersebut ke hadapan Kyuhyun.
Belum
sempat Kyuhyun menghisap darah Ryeowook, Yesung segera membalikkan tubuh
Kyuhyun dan langsung menusukkan pisau tersebut tepat di jantung Kyuhyun. Rasa
yang amat panas kini mendera tubuh Kyuhyun, tubuhnya mulai mengeluarkan asap
dan tubuhnya seakan meleleh akibat terpancar sinar matahari. Kyuhyun terus
menjerit dan selang beberapa menit, Kyuhyun sudah lenyap dari hadapan Yesung.
Yesung
menjatuhkan dirinya di atas tanah. Lututnya terasa lemas dan tak mampu
digerakkan lagi. Ia tak menyangka, ia baru saja membunuh orang yang selama ini
sudah dianggapnya sebagai adik.
***
Ryeowook
membuka matanya secara perlahan. Ia memerhatikan sekelilingnya. Ruangan yang
seluruh dindingnya bercat putih, bahkan kini dirinya tergeletak di atas tempat
tidur berwarna putih. Perlahan Ryeowook mengangkat tubuhnya yang masih terasa
lemas.
“Apa
yang kau lakukan?”
Sosok
namja berkulit putih pucat dan
bersuhu dingin menatapnya dengan tatapan khawatir. Suara baritone-nya seakan
mengingatkannya dengan seseorang.
Ryeowook
tertegun sejenak. “Y-yesung.”
“Eh
kau jangan banyak bergerak,” ucap Yesung seraya mengembalikan kembali posisi
Ryeowook yang semula.
“Dimana
Kangin ahjusshi dan Donghae?”
“Mereka…”
belum sempat meneruskan perkataannya. Kangin dan Donghae dengan ekspresi wajah
mereka yang khawatir.
“Oh
sayang— kau baik-baik saja kan? Aku hampir tak bisa tidur karena memikirkan
kondisimu semalam,” ucap Kangin sembari mengusap kening Ryeowook.
“Ah ahjusshi berlebihan,” protes Ryeowook
sembari terkekeh.
“Ryeowook
kau itu kenapa? Untung saja ada temanmu, jadi nyawamu bisa terselamatkan,”
timpal Donghae.
Ryeowook
melirik ke arah Yesung. “A-aku tak ingat apa yang terjadi semalam,” ucap
Ryeowook mengelak.
“Baiklah.
Mungkin kau belum bisa ingat. Lebih baik sekarang kau istirahat saja ya?” ucap
Kangin.
Ryeowook
pun hanya mengangguk. Kangin dan Donghae bergegas meninggalkan ruangan
Ryeowook. Tak terkecuali Yesung. “Yesung, aku ingin bicara denganmu.”
Yesung
pun menoleh ke arah Ryeowook. Dan kembali mengarah ke Ryewook.
“Ne. Waeyo?” tanya Yesung dengan lembut.
“Terima
kasih sudah menyelamatkanku.”
“Ya.”
“Oh
ya apa yang terjadi dengan Kyuhyun?”
“Dia
sudah pergi menyusul Sungmin.”
“MWO? Jinjja? Kenapa…?”
“Hussstttt,”
desis Yesung sembari mengarahkan telunjuknya ke arah bibir mungil Ryeowook.
“Istirahatlah,” bisik Yesung sembari mengecup kening Ryeowook. “Saranghae.”
MWO? Yesung bilang Saranghae? Ya Tuhan
apa maksudnya? Batin Ryeowook. Ryeowook lupa jika Yesung punya
kemampuan untuk membaca pikiran orang lain.
“Aku
mengatakan hal itu karena— aku mencintaimu Ryeowook. Mungkin perkataanku aneh,
karena aku mencintai seorang manusia.”
Ryeowook
membetulkan posisinya menjadi duduk. “Itu tidak aneh Kim Yesung,” ucapnya
seraya terkekeh.
Yesung
dan Ryeowook saling bertukan pandang. Yesung dengan yakin mendekatkan tubuh dan
juga wajahnya ke arah Ryeowook. Semakin
lama, semakin tak ada jarak lagi di antara mereka. Bahkan hembusan napas Yesung
kini dapat terasa di wajah Ryeowook.
‘Cuuuppppppp’
Bibir
mungil Ryeowook kini mengait di bibir merah Yesung. Yesung memberikan ciumannya
yang paling lembut. Napas kedua makhluk ini semakin memburu dan jantung
merekapun berdegup kencang. Bibir mereka terus bertautan tanpa ingin
mengakhirinya.
THE END